Pelatihan GIS Untuk Penanggulangan Bencana

SinauGIS sebagai penyedia layanan Pelatihan GIS/ Kursus GIS/ Training GIS (Geographic Information System), diminta oleh Mercy Corps Indonesia melalui Program Technical Assistance and Training Teams (TATT’s) dengan funding dari USAID, untuk melakukan kegiatan pelatihan GIS untuk Penanggulangan Bencana (PB) Tingkat Dasar dengan menggunakan aplikasi perangkat lunak OpenSource Quantum GIS (QGIS), yang ditujukan untuk memberikan dukungan bagi para pegawai di lingkungan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi untuk memahami, mempunyai perspektif spasial dalam melihat berbagai aspek dan memberikan bekal teknis dalam mengelola, menganalisa serta menampilkan data menjadi informasi berbasis geografis untuk kegiatan penanggulangan bencana. Kegiatan ini dilaksanakan selama 4 (empat) hari, pada tanggal 28 November – 1 Desember 2016 di Fave Hotel Kusumanegara Yogyakarta yang diikuti oleh 17 (tujuh belas) peserta dari Program TATS’s, yaitu BPBD Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Sulawesi Tenggara, Jawa Timur dan Sumatera Barat Keluaran dari pelatihan GIS ini yaitu 1) peserta mampu menjelaskan tentang fungsi dasar, kemampuan analitis SIG dan melakukan pemrosesan data untuk memvisualisasikan data geografis; 2) peserta mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar untuk bekerja dalam hal akuisisi, manajemen, dan analisis data spasial; dan 3) peserta mampu memuat peta tematik sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Pelatihan GIS ini menggunakan berbagai macam metode pembelajaran interaktif dengan penekanan pada pembelajaran orang dewasa yaitu ceramah, diskusi, simulasi, praktek dengan aplikasi QGIS, praktek lapangan dengan menggunakan Global Positioning System (GPS) serta studi kasus.

Pada hari pertama Pelatihan GIS untuk PB ini, dimulai dengan pembukaan dan pengantar kegiatan pelatihan oleh pengelola SinauGIS, kemudian dilakukan sesi pembangunan komitmen belajar, antara lain perkenalan peserta, pemetaan harapan, orientasi pelatihan dan kontrak belajar. Dalam sesi ini peserta diminta untuk memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama lengkap, asal instansi atau lembaga serta pengalaman dalam bidang geospasial. Sebagian besar peserta belum pernah bekerja dengan aplikasi GIS dan geospasial. Selanjutnya sesi pre-test yang dilakukan dengan menjawab pertanyaan secara online. Setelah itu dilanjutkan sesi paparan 1 (pertama) dengan narasumber Bapak Barandi Sapta W, M.Sc (Dosen dan Koordinator Unit Akuisisi Data Fakultas Geografi UGM), dengan tema paparan “Konsep Dasar Peta dan Sistem Informasi Geografis (SIG)”, dengan materi antara lain dasar-dasar peta, jenis peta, skala, proyeksi, sistem koordinat, dasar SIG, definisi, subsistem, komponen, aplikasi SIG dan tipe data SIG. Sesi ini diakhiri dengan tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Sesi paparan 2 (kedua) dengan narasumber Danang Samsurizal (Manager Pusdalops serta Kasi Kesiapsiagaan, BPBD DI. Yogyakarta), dengan tema paparan “Standarisasi Data dan Informasi Bencana”, dengan materi antara lain pengantar majemen informasi bencana, alur manejemen informasi bencana serta standarisasi data dan informasi bencana. Sesi ini diakhiri dengan tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Kemudian dilanjutkan sesi pendalaman materi peta, sistem koordinat dan SIG dipandu oleh trainer SinauGIS dengan materi antara lain simulasi pembacaan peta dan koordinat secara manual pendalaman aplikasi SIG dalam penanggulangan bencana. Dalam sesi ini peserta diminta untuk menentukan koordinat suatu titik di peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) secara manual dengan menggunakan metode yang sudah diajarkan oleh trainer. Dalam sesi ini diadakan quiz penentuan koordinat suatu titik dengan 5 orang pemenang yang menjawab dengan cepat dan benar. Lanjut sesi pengantar konsep dasar GPS handheld dan GPS smartphone Android (aplikasi GPS Essential) dalam penanggulangan bencana serta persiapan praktek lapangan dengan menggunakan GPS dilakukan oleh trainer dengan metode paparan dan praktek langsung dengan perangkat GPS. Setelah itu dilakukan briefing untuk persiapan praktek lapangan ke Merapi yang akan dilakukan pada hari ke-2 (kedua).

Gambar 1. Pengantar dan pembukaan pelatihan

Gambar 2. Perkenalan dari peserta pelatihan GIS

Pada hari ke-2, sebagai persiapan praktek lapangan dengan menggunakan GPS handheld maupun berbasis android, peserta melakukan cek peralatan dan kelengkapan survei seperti GPS Handheld Garmin dan GPS smartphone berbasisi android, alat tulis, kertas kerja serta topi lapangan. Peserta juga diberikan briefing lagi oleh trainer mengenai penggunaan GPS dan tugas di lapangan. Praktek lapangan dengan menggunakan GPS dalam kegiatan pelatihan ini , dilaksanakan di kawasan wisata lava Merapi. Perjalanan dari hotel Fave Kusumanegara menuju kawasan wisata lava Merapi ditempuh dalam waktu 45-60 menit. Berangkat dengan menggunakan microbus dari hotel Fave Kusumanegara pada pukul 08.00. Pada praktek lapangan dengan menggunakan GPS ini, peserta diwajibkan melakukan marking/ pointing titik koordinat sebanyak minimal 10 titik dan melakukan tracking sejak dari hotel. Peserta dibagi menjadi 6 (enam) kelompok , dengan jumlah peserta setiap kelompok berjumlah 3 (tiga) orang, dengan menggunakan jeep untuk menuju kawasan wisata lava Merapi.  Setelah peserta melakukan praktek lapangan dengan menggunakan GPS, peserta kembali ke kelas untuk melakukan instalasi perangkat lunak QGIS, MapSource dan Google Earth. Ketiga perangkat lunak ini sudah disediakan oleh panitia, yang akan digunakan dalam melakukan pengolahan data dari lapangan yaitu data koordinat yang berasal dari perangkat GPS. Setelah semua perangkat lunak diinstall ke dalam laptop masing-masing peserta, kemudian dilakukan pengolahan data koordinat dan melakukan visualisasi data koordinat yang berupa marking dan tracking ke dalam QGIS dan Google Earth.

Gambar 3. Peserta mendapatkan penjelasan sebelum melakukan kegiatan praktek lapangan ke Merapi

Gambar 4. Peserta melakukan marking dan tracking dengan GPS di kawasan wisata Lava Tour Merapi

Gambar 5. Peserta melakukan pengolahan data koordinat GPS

Pada hari ketiga, sesi review pengenalan aplikasi QGIS ini dilakukan pengenalan fitur-fitur yang ada dalam QGIS juga teknis pengolahan data spasial, seperti mengelola data spasial, mengelola layer, bekerja dengan atribut, query atribut, query spasial, mengatur simbologi dan mengatur label. Pada sesi studi kasus 1, pengolahan data spasial dan tabular pada fase pra-bencana, data yang diolah yaitu kependudukan. Data kependudukan sangat penting sebagai basisdata dalam penanganan bencana. Dalam studi kasus ini, peserta diberi materi bagaimana mengelola data spasial dan data tabular, dalam hal ini data kependudukan, untuk diintegrasikan. Operasi QGIS yang dipakai yaitu integrasi basis data tabular dengan data vektor dengan menu join, editing data atribut, menampilkan data spasial, query, labeling dan simbolisasi. Hasil akhir dari studi kasus ini yaitu peta kepadatan penduduk yang diolah dari data spasial dan data tabular (data excel).

Gambar 6. Peserta mendapatkan materi pengenalan fitur QGIS dan pengelolaan data spasial dengan aplikasi QGIS

Gambar 7. Peserta melakukan praktek studi kasus 1: pengelolaan data spasial pada saat pra-bencana

Pada hari terakhir (hari ke-4), peserta melanjutkan proses pengolahan data spasial yang diintegrasikan dengan data tabular, dalam hal ini data kependudukan. Peserta diberikan tugas untuk menghitung jumlah total penduduk, luas wilayah per desa dan kepadatan penduduk per desa dalam jiwa/m2 maupun dalam jiwa/km2, yang dilakukan dengan aplikasi QGIS. Selanjutnya peserta diberi tugas untuk membuat peta kepadatan penduduk per kabupaten dengan melakukan pengolahan data atribut, membuat gradasi warna (simbologi) serta labelling. Semua dilakukan dengan aplikasi QGIS. Sesi selanjutnya yaitu pengantar komponen dan kaidah dalam membuat layout peta yang disampaikan oleh trainer. Komponen yang harus ada di dalam peta yaitu petanya sendiri, judul, skala, orientasi peta, legenda, sumber dan pembuat peta, inset dan grid koordinat. Komponen dan kaidah tersebut dijadikan pegangan bagi peserta untuk membuat layout peta. Selanjutnya peserta diberikan materi teknis menyusun layout peta di dalam aplikasi QGIS. Di dalam aplikasi QGIS ada fitur yang bernama Composer Manager, fitur yang disediakan oleh QGIS untuk membuat layout peta. Peserta dikenalkan fitur-fitur di dalam menu Composer Manager. Sesi selanjutnya yaitu studi kasus 2: pengolahan data spasial pada fase saat bencana. Pada sesi ini yaitu pengolahan data spasial pada saat bencana, dengan studi kasus pada kejadian letusan G. Merapi tahun 2010, yang diperkirakan imbas letusan mencapai jarak 20 km ke wilayah Kabupaten Sleman, Klaten, Boyolali dan Magelang. Akibat dari letusan tersebut ditetapkan bahwa tingkat ancaman letusan berada pada jarak 5 km, 10 km, 15 km, dan 20 km dari puncak kepundan G. Merapi. Dengan analisis GIS, dapat dipetakan area dengan jarak 5km, 10 km, 15 km, dan 20 km dari puncak kepundan G. Merapi tersebut dengan cepat dan mudah. Analisis spasial yang digunakan adalah Multi Ring Buffer. Peta yang dihasilkan yaitu Peta Jarak Ancaman Letusan Gunung Merapi.  Pada sesi penyusunan layout peta, peserta diberikan keleluasaan untuk memilih peta yang akan digunakan dalam layout peta. Peta yang bisa digunakan yaitu peta kepadatan penduduk dan peta zona jarak ancaman Merapi.  Pada sesi presentasi hasil layout peta ini, masing-masing peserta diminta untuk memaparkan hasil layout peta kepada trainer dan peserta lainnya. Ada kompetisi untuk sesi ini, 3 (tiga) peserta terbaik akan mendapatkan hadiah dari panitia. Sesi selanjutnya yaitu post-test yang dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh peserta dapat memahami semua materi yang sudah disampaikan oleh trainer. Dalam kegiatan ini, panitia juga mengadakan evaluasi terhadap layanan pelatihan kepada peserta yang meliputi materi yang disiapkan, modul yang disusun, performa para trainer, fasilitas kamar, fasilitas ruang meeting dan fasilitas makanan. Sesi terakhir dalam rangkain pelatihan selama 4 (empat) hari ini adalah penyerahan hadiah kuis dan pemenang 3 (tiga) orang terbaik dalam menyusun layout peta. Ada 5 (lima) orang pemenang kuis menentukan titik koordinat secara manual dan 3 (tiga) orang terbaik dalam menyusun layout peta. Selanjutnya adalah sesi penutupan yang dilakukan oleh penyelenggara, dalam hal ini adalah SinauGIS.

Gambar 8. Trainer sedang menjelaskan kepada peserta tentang komponen dan kaidah menyusun layout peta

Gambar 9. Peserta sedang menyusun layout peta dengan aplikasi QGIS

Leave a Reply